Top 10 Ancaman Cyber Ultimate Tahun 2023: Lindungi Dunia Digital Anda 

Share This Post

ancaman-keamanan siber

Top 10 Ancaman Cyber Ultimate Tahun 2023: Lindungi Dunia Digital Anda 

Pengantar 

Saat kita semakin melangkah lebih dalam ke era digital, pentingnya keamanan cyber tidak pernah begitu jelas. Dengan lanskap ancaman cyber yang terus berkembang, sangat penting untuk tetap terinformasi dan termotivasi untuk melindungi aset digital Anda. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi risiko keamanan cyber teratas tahun 2023, memberikan Anda peringkat ancaman keamanan cyber yang komprehensif, dan wawasan tentang ancaman keamanan cyber yang sedang muncul. Dengan memahami daftar risiko keamanan cyber dan tetap terkini dengan prediksi keamanan cyber untuk tahun 2023, Anda akan lebih siap untuk melindungi dunia digital Anda. 

Serangan Ransomware 

Serangan ransomware terus menjadi salah satu serangan keamanan cyber paling umum, dengan peningkatan signifikan dalam tingkat kecerdasan dan frekuensi. Para penjahat cyber sekarang menargetkan organisasi yang lebih besar dan infrastruktur kritis, menyebabkan gangguan luas dan kerugian finansial. Tetap waspada dan investasikan dalam langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi data Anda dari serangan berbahaya ini. 

Menurut laporan dari Statista, sekitar 71% bisnis menjadi korban serangan ransomware pada tahun 2022, yang menyebabkan kerugian yang signifikan. Austria menjadi negara yang paling terkena dampak oleh serangan ransomware, sementara pemerintah Costa Rica menjadi korban serangan ransomware terbesar dalam sejarah, sebagaimana dilaporkan oleh Cyber Management Alliance. Para profesional IT sering membayar tebusan untuk pulih dari serangan ransomware, dan menurut Statista, 72% dari mereka melakukannya pada tahun 2022. IBM melaporkan bahwa rata-rata dibutuhkan waktu 49 hari untuk mengidentifikasi serangan ransomware, yang meninggalkan bisnis dan organisasi rentan selama periode yang lama. Sektor barang dan jasa industri menjadi target utama serangan ransomware pada Q2 2022, sebagaimana dilaporkan oleh Digital Shadows. Namun, Q3 2022 melihat penurunan aktivitas ransomware sebesar 10,5% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Ransomware-as-a-service (RaaS) juga menjadi perhatian yang berkembang, dengan 67 RaaS aktif dilaporkan dalam enam bulan pertama tahun ini. 

Serangan Terhadap Rantai Pasokan 

Seperti yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir, serangan terhadap rantai pasokan telah menjadi kerentanan keamanan cyber utama. Para penjahat cyber memanfaatkan kelemahan dalam vendor dan pemasok pihak ketiga untuk mendapatkan akses ke sistem target mereka. Perkuat keamanan rantai pasokan Anda dengan melakukan audit secara berkala dan memastikan mitra Anda mematuhi standar keamanan yang ketat. 

Serangan Cyber Berbasis Kecerdasan Buatan (AI) 

Munculnya kecerdasan buatan (AI) telah menyebabkan munculnya serangan cyber berbasis AI. Serangan-serangan ini memanfaatkan algoritma pembelajaran mesin untuk menghindari langkah-langkah keamanan tradisional dan beradaptasi dengan pertahanan baru. Tetap berada di depan dengan menggabungkan solusi keamanan berbasis AI ke dalam strategi keamanan cyber Anda. 

Baca juga : Memulai Bisnis Di Indonesia : Bagaimana Dan Apa Yang Perlu Dipertimbangkan

Kerentanan Perangkat IoT (Internet of Things) 

Internet of Things (IoT) telah merevolusi cara kita hidup dan bekerja, tetapi juga telah memperkenalkan risiko keamanan cyber baru. Perangkat IoT sering kali tidak dilengkapi dengan langkah-langkah keamanan yang tepat, sehingga membuatnya menjadi target utama bagi para penjahat cyber. Lindungi perangkat IoT Anda dengan secara berkala memperbarui firmware, menggunakan kata sandi yang kuat, dan menerapkan segmentasi jaringan. Saat ini hampir ada 24 miliar perangkat IoT dan unit Teknologi Operasional di seluruh dunia. Ini membuka ladang bermain yang luas bagi para peretas karena mereka menciptakan malware baru dan inovatif untuk mengganggu IoT. Menurut para profesional keamanan cyber, IoT dan OT memperluas permukaan serangan bagi para peretas. Hanya dalam enam bulan pertama tahun 2022, dilaporkan ada 1,51 miliar pelanggaran IoT yang mengejutkan, yang menunjukkan besarnya tantangan yang dihadapi oleh organisasi. Menggabungkan masalah ini, 51% dari tim IT tidak tahu jenis perangkat yang terhubung ke jaringan mereka, yang menunjukkan kurangnya visibilitas dan kendali atas kerentanan potensial. Selain itu, kekurangan personel terampil memperburuk kekhawatiran keamanan data bagi 32% perusahaan IoT. 

Ancaman dari Dalam (Insider Threats) 

Ancaman dari dalam, baik yang disengaja maupun yang tidak sengaja, merupakan risiko yang signifikan bagi organisasi. Terapkan kontrol akses yang ketat, pantau aktivitas pengguna, dan berikan pelatihan keamanan siber secara teratur untuk mengurangi risiko dari ancaman yang datang dari dalam. 

Pelanggaran Keamanan Cloud 

Seiring dengan banyaknya bisnis yang beralih ke cloud, kerentanan keamanan siber dalam infrastruktur cloud menjadi kekhawatiran yang semakin meningkat. Pastikan penyedia cloud Anda mengikuti praktik keamanan terbaik dan menerapkan langkah-langkah keamanan tambahan, seperti enkripsi dan otentikasi multi-faktor. 

Serangan pada Perangkat Bergerak (Mobile Device Attacks) 

Dengan ketergantungan yang semakin besar pada perangkat bergerak, para penjahat cyber menargetkan smartphone dan tablet untuk mendapatkan akses ke data sensitif. Lindungi perangkat bergerak Anda dengan menginstal aplikasi keamanan, menjaga perangkat lunak tetap diperbarui, dan menghindari jaringan Wi-Fi publik. 

Adware menyumbang sebanyak 25,28% dari insiden, menurut Kaspersky. Hal ini didukung oleh penemuan 405.684 paket instalasi berbahaya. Sebanyak 75% situs phishing dirancang khusus untuk perangkat bergerak, menurut Zimperium. Hal ini mengkhawatirkan mengingat 53% perangkat bergerak memiliki akses ke data yang lebih sensitif. 

Toko aplikasi bergerak juga mengambil langkah-langkah untuk melawan ini, dengan Google dan Apple memblokir 1,2 juta dan 1,6 juta aplikasi yang mencurigakan masing-masing, sebagaimana dilaporkan oleh Checkpoint dan ZDNet. 

Perilaku pengguna juga memainkan peran dalam pelanggaran keamanan mobile, dengan 44% perusahaan yang mengalami pelanggaran keamanan mobile mengatributkannya pada perilaku pengguna, menurut Verizon. 

Menariknya, 18% klik email phishing berasal dari perangkat bergerak, menegaskan perlunya langkah-langkah keamanan mobile. 

Pasar keamanan mobile global diperkirakan akan mencapai $14,82 miliar pada tahun 2028. Pengguna mobile di Australia dan Iran menghadapi ancaman yang signifikan, dengan tingkat temuan masing-masing sebesar 27% dan 24% dengan ancaman aplikasi mobile. 

Aplikasi mobile dari majalah memiliki jumlah pelacak terbesar, sementara YouTube dan TikTok memiliki jumlah pelacak terbesar di antara aplikasi media sosial. Penting untuk dicatat bahwa 41% perusahaan mengizinkan karyawan menggunakan ponsel mereka sendiri untuk mengakses sistem dan data perusahaan, yang menciptakan tantangan tambahan bagi keamanan mobile. 

Serangan Rekayasa Sosial 

Serangan rekayasa sosial, seperti phishing dan spear-phishing, terus menjadi ancaman keamanan siber yang umum. Edukasikan karyawan Anda tentang cara mengenali dan melaporkan email dan pesan yang mencurigakan untuk mencegah jatuh korban dari serangan-serangan ini. Sebanyak 75% dari para profesional keamanan menganggap rekayasa sosial sebagai ancaman yang “paling berbahaya.” Kekhawatiran ini tidak tanpa dasar, sebagaimana terbukti dengan 2.249 insiden rekayasa sosial yang dilaporkan dalam sebuah studi terbaru oleh Verizon. Tingkat keparahan ancaman ini semakin diperkuat oleh kasus penting di mana seorang hacker menggunakan serangan rekayasa sosial untuk mendapatkan akses ke sistem internal Twilio dan data dari 125 pelanggan. 

Teknologi Deepfake 

Teknologi deepfake telah berkembang dengan cepat, memungkinkan para penjahat siber untuk membuat video dan gambar palsu yang meyakinkan untuk tujuan jahat. Tetaplah terinformasi tentang teknik deteksi deepfake terbaru dan investasikan dalam alat untuk mengidentifikasi dan melawan konten deepfake. 

Ancaman Komputasi Kuantum 

Komputasi kuantum memiliki potensi untuk merevolusi teknologi, tetapi juga menghadirkan risiko besar bagi metode enkripsi saat ini. Tetaplah terinformasi tentang algoritma enkripsi yang tahan terhadap komputasi kuantum dan siap untuk mengadaptasi langkah-langkah keamanan Anda saat komputasi kuantum menjadi lebih mudah diakses. 

Ancaman Keamanan Siber yang Terbaru dan Solusinya 

Jumlah serangan siber dan pelanggaran data telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, menargetkan sektor publik dan swasta. Beberapa ancaman keamanan siber terbaru yang paling umum meliputi serangan ransomware, phishing, dan ancaman persisten canggih (APTs). 

Untuk mengurangi ancaman ini, organisasi perlu menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang kuat, termasuk pendidikan dan kesadaran karyawan, kontrol akses, enkripsi, dan sistem deteksi dan pencegahan intrusi. 

Selain itu, organisasi harus menjaga sistem dan perangkat lunak mereka tetap terbaru dengan pembaruan dan patch terbaru untuk mengatasi kerentanannya. 

Ancaman Keamanan Siber yang Belum Terpecahkan:

Beberapa ancaman keamanan siber tetap belum terpecahkan karena kompleksitas, sifatnya yang licik, dan ketidakdugaannya. Ini termasuk eksploitasi zero-day, yang menargetkan kerentanan yang tidak diketahui dalam perangkat lunak dan sistem, dan ancaman dari dalam, di mana karyawan dengan sengaja atau tidak sengaja mengorbankan keamanan. 

Ancaman yang belum terpecahkan lainnya adalah meningkatnya kompleksitas serangan yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI), yang dapat menghindari langkah-langkah keamanan tradisional dan belajar untuk beradaptasi dengan langkah-langkah pertahanan. 

Penggunaan AI dalam Keamanan Siber:

AI telah muncul sebagai alat yang kuat dalam memerangi serangan siber, memberikan kemampuan kepada organisasi untuk mendeteksi dan merespons ancaman secara real-time. Solusi yang didukung oleh AI dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasikan ancaman, menganalisis pola data dan perilaku, dan memprediksi serangan di masa depan. 

Namun, penggunaan AI juga membawa risiko tertentu, termasuk potensi sistem AI untuk di-hack, dimanipulasi, atau bias. Oleh karena itu, sangat penting untuk menerapkan langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi sistem AI. 

Penggunaan Analitik Data Besar:

Analitik data besar dapat memberikan wawasan berharga tentang ancaman potensial dan membantu organisasi mengidentifikasi pola dan tren yang mungkin menunjukkan serangan. Dengan menganalisis volume data yang besar, organisasi dapat memahami lebih baik lalu lintas jaringan mereka, perilaku pengguna, dan kerentanan sistem. Namun, pengelolaan dan analisis data besar memerlukan alat dan teknik yang canggih, termasuk algoritma pembelajaran mesin dan teknik penambangan data. 

Mencegah Ancaman Kreatif:

Mencegah ancaman kreatif memerlukan pendekatan berlapis yang melibatkan orang, proses, dan teknologi. Ini termasuk pelatihan dan pendidikan reguler bagi karyawan tentang praktik keamanan siber terbaik, seperti kata sandi yang kuat, otentikasi dua faktor, dan cara mengidentifikasi dan melaporkan aktivitas yang mencurigakan. 

Selain itu, organisasi harus menerapkan kontrol akses, firewall, sistem deteksi dan pencegahan intrusi, dan enkripsi untuk melindungi sistem dan data mereka dari serangan siber. Terakhir, organisasi harus secara rutin melakukan penilaian kerentanan dan uji penetrasi untuk mengidentifikasi dan mengatasi kelemahan potensial dalam sistem mereka. 

Kesimpulan  

Masa depan keamanan siber penuh dengan tantangan dan peluang. Dengan tetap terinformasi tentang tren dan ancaman keamanan siber terbaru, Anda dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi aset digital Anda. Jangan menunggu sampai terlambat – daftar untuk konsultasi gratis untuk mendapatkan strategi personal Anda tentang cara mencegah dan mengamankan dunia digital Anda. Tim profesional keamanan siber kami siap membantu Anda menjelajahi lanskap ancaman dan kerentanannya yang selalu berubah di bidang keamanan siber. Bersama-sama, kita dapat membangun masa depan digital yang lebih aman dan terlindungi. Pada kesimpulannya, ancaman keamanan siber terus berkembang, dan organisasi perlu tetap waspada dan proaktif dalam pendekatannya terhadap keamanan. Dengan menerapkan langkah-langkah keamanan yang kuat, menggunakan AI dan analitik data besar, serta memberikan pendidikan dan kesadaran kepada karyawan, organisasi dapat mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh serangan siber dan melindungi sistem dan data mereka dari ancaman potensial. Ingat, pertahanan terbaik adalah serangan yang baik, jadi bersiaplah, dan tetap satu langkah di depan para penjahat siber.  

FAQ  
1- Berapa banyak serangan siber yang terjadi setiap tahun?

Diperkirakan bahwa tahun 2023 akan menghadapi sekitar 33 miliar pelanggaran akun. Terdapat 8,00,000 serangan siber yang tercatat secara total, dan rata-rata terjadi serangan peretas setiap 39 detik.

2- Statistik serangan siber pada bank?

Terdapat 20 juta serangan siber terhadap perbankan yang telah ditemukan dan diblokir menurut Kaspersky. 79% profesional TI percaya bahwa sektor perbankan adalah sasaran yang mudah bagi operator darknet.

3- Berapa banyak serangan siber yang terjadi setiap hari?

Diperkirakan sekitar 2328 kejahatan siber terjadi setiap hari. Selama 21 tahun terakhir dari tahun 2001 hingga 2021, kejahatan siber telah menelan korban setidaknya sebanyak 6,5 juta orang dengan kerugian yang diperkirakan hampir $26 miliar selama periode yang sama. Hubungi Kami Sekarang untuk menjadwalkan konsultasi gratis dan ambil langkah pertama menuju bisnis yang lebih aman. 

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Cyber Security

Penetration Testing: The Ultimate Guide

A recent survey by the Enterprise Strategy Group (ESG) revealed that 60% of organizations conduct penetration testing at least once per year, with a proactive

drop us a line and keep in touch